Rabu, 18 Ogos 2010

Benarkah fahaman masuk neraka boleh keluar balik?

*      Saya pernah bertanya kepada salah seorang teman mengapa ia 
begitu entengnya melakukan kemaksiatan, apakah ia tidak takut 
neraka. Ia menjawab "yang penting kita tetep beragama Islam. Orang 
islam
 kan sudah dijamin masuk surga, walaupun harus mampir ke neraka 
dahulu. Kita semua tidak lepas dari dosa, cuma para nabi dan wali 
yang tidak punya dosa. Tapi
 kan kita tidak selamanya di neraka. Mau 
sebesar apapun dosa kita pasti masuk surga.".
> 
> Rupanya bagi mereka, neraka menjadi hal yang biasa karena mereka 
merasa mau tidak mau pasti mampir dahulu ke neraka untuk membakar 
dosa-dosanya dan kemudian diangkat ke surga yang kekal. Yang penting 
beragama Islam. Mau sebesar apapun dosanya, asalkan tetap beragama 
Islam, mereka yakin pada akhirnya akan masuk surga juga. Pemahaman 
inilah yang menyebabkan mereka tidak takut lagi pada neraka dan 
karenanya tidak takut berbuat maksiat. Pokoknya yang penting tetap 
Islam.
> 
> Mereka mendasarkan pada hadits yang menyebutkan bahwa barang 
siapa yang mengucapkan Tiada tuhan selain Allah sebelum matinya maka 
akan masuk surga.
 Ada banyak hadist yang senada dengan redaksi yang 
berbeda-beda. Saya rasa maksud hadist tersebut tidak hanya sebatas 
pada pengucapannya saja tapi juga disertai dengan bukti berupa 
perbuatan. Jika hanya mengakui Allah sebagai Tuhannya lantas bisa 
masuk surga, maka Iblis pun pantas masuk surga. Ketika iblis diusir 
keluar dari surga, dia berdoa "Ya Tuhanku, beri tangguhlah kepadaku 
sampai hari kebangkitkan" (QS Al-Hijr (15) : 36). Ini menandakan 
Iblis mengakui Allah sebagai Tuhannya. Tapi pengakuan ini tidak 
lantas membuat Iblis bisa masuk surga.
> 
> Semestinya bila ada masalah, kita cari dulu dalam Al-Qur'an baru 
kemudian mengacu pada Hadits. Bukan sebaliknya, hadits dulu baru Al-
Qur'an. Mari kita lihat apa kata Al-Quran tentang orang yang 
mengucapkan pengakuan Tiada tuhan selain Allah.
> 
> Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah 
Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat 
akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut 
dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan surga 
yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (Q.S.Fushshilat (41) :30)
> 
> Q.S. Al-Ahqaf (46) : 13 -14
> 13. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah 
Allah", kemudian mereka tetap istiqamah, Maka tidak ada kekhawatiran 
terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.
> 14. Mereka Itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di 
dalamnya; sebagai Balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. 
> 
> Jadi menurut Al-Quran seseorang masuk surga bukan hanya karena 
mengucapkan Tiada Tuhan selain Allah semata tapi juga disertai 
dengan pembuktian berupa keteguhan (istiqomah). Jika hanya 
mengucapkan Tiada Tuhan selain Allah lantas masuk surga tentu 
Fir'aun juga masuk surga karena sebelum matinya ia sempat mengakui 
Allah sebagai Tuhannya. Seperti yang tertera dalam Al-Qur'an
 surat 
Yunus berikut ;
> 
> "Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka 
diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya 
dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir 
tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan 
melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya Termasuk 
orang-orang Islam" (Q.S. Yunus (10) : 90)
> 
> Ucapan Fir'aun yang mengakui Allah sebagai Tuhan tidak diterima 
karena ia tidak mempunyai waktu lagi untuk membuktikan keimanannya. 
Waktunya sudah habis.
> 
> Jadi jelaslah mengucap syahadat saja tidak cukup untuk meraih 
surga. Dalam tulisan saya sebelumnya telah dijelaskan untuk bisa 
masuk surga kita mesti beriman dan beramal sholeh dimana amal 
kebaikan harus lebih banyak dari keburukan yang kita perbuat. Lalu 
bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya, keburukan kita lebih 
banyak dari amal kebaikan. Mari kita simak ayat berikut :
> 
> (QS. Al Qaari'ah (101) : 8-9)
> 8. Dan Adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
> 9. Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
> 
> "Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, Maka Itulah orang-
orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu 
mengingkari ayat-ayat kami". (QS.Al-A'raf (7) : 9)
> 
> Yang paling mengerikan sekaligus menjadi kabar kedukaan dan 
peringatan bagi kita adalah ayat berikut ini ;
> 
> "Dan Barangsiapa yang ringan timbangan (kebaikannya) , Maka 
mereka Itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, MEREKA 
KEKAL di dalam neraka Jahannam". (Q.S. Al-Mukminuun (23) : 103)
> 
> Kekal di neraka artinya tinggal selamanya (abadi) di neraka dan 
tidak bisa keluar dari neraka.
> 
> QS. Al Infithaar (82) : 14 - 16
> 14. Dan Sesungguhnya orang jahat (Al fujjaar)benar- benar berada 
dalam neraka.
> 15. Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan.
> 16. Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu.
> 
> Al Fujjaar adalah julukan buat orang yang banyak berbuat 
kejahatan (kemaksiatan) . Lawan katanya adalah Al Abror yaitu orang 
yang banyak berbuat kebaikan.
> 
> Jadi jelaslah, bagi kita yang banyak melakukan perbuatan dosa 
melebihi kebaikan yang dilakukan, tempat kembalinya adalah neraka. 
Ironisnya, kita tidak bisa keluar darinya alias kekal selama-
lamanya. Mengapa kita tidak bisa keluar dari neraka? Bukankah kita 
masih memiliki timbangan kebaikan? Bukankah Allah akan 
memperhitungkan setiap amal kebaikan kita walau sekecil biji zarrah 
sekalipun?
> 
> Jawabannya ada pada ayat berikut,
> 
> Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka mengikuti 
apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka membenci 
keridhaan-Nya, sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka. 
(QS. Muhammad (47) : 28)
> 
> Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-
nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya 
akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang 
merugi. (QS Az zumar (39) : 65)
> 
> Mempersekutukan Allah tidak mesti menyembah berhala atau meminta 
bantuan dukun dan setan tapi juga termasuk di dalamnya adalah 
mempertuhankan hawa nafsu. 
> 
> Jadi menurut ayat di atas amal kebaikan kita bisa terhapus oleh 
keburukan yang kita perbuat. Hitungan sederhananya adalah sebagai 
berikut, misalkan pahala kebaikan kita berjumlah 25 sedang dosa kita 
berjumlah 75. Itu artinya timbangan kebaikan kita lebih ringan dari 
keburukan. Lalu apa yang akan terjadi? Seperti yang telah saya 
sebutkan dalam tulisan sebelumnya, amal kebaikan akan menghapus 
dosa. Jika keburukan (70) dikurangi pahala (20) masih tersisa 
keburukan 50. Dengan begitu Allah masih memperhitungkan amal 
kebaikan kita, hanya saja kita termasuk orang yang merugi (bangkrut) 
karena kebaikan kita tidak mencukupi untuk menutupi keburukan (dosa) 
yang kita kerjakan. Akhirnya kita tidak memiliki amal kebaikan 
sedikitpun dan akan menghadap Allah dalam keadaan berdosa.
> 
> "Sesungguhnya Barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam Keadaan 
berdosa, Maka Sesungguhnya baginya neraka Jahannam. ia tidak mati di 
dalamnya dan tidak (pula) hidup. (QS. Thahaa (20) : 74)
> 
> Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka 
Jahannam. (QS. Az zukhruf (43) : 74)
> 
> Sampai disini saya tak mampu melanjutkan tulisan ini. Terbayang 
oleh saya betapa banyak dosa yang telah saya lakukan. 
*      
 > Selama ini tanpa disadari saya pun terkadang ringan melakukan 
dosa karena merasa telah menggenggam jaminan surga walau harus 
membersihkan dosa terlebih dahulu di neraka. Kini saya sadari bahwa 
itu keliru. Kita jangan seperti orang-orang Yahudi atau Nasrani yang 
merasa yakin masuk surga walau harus mampir di neraka barang 
sementara.
> 
> (QS. Al Baqarah (2) : 80-81)
> 80. Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan disentuh 
oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja." 
Katakanlah: "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah 
tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan 
terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?"
> 81. (Bukan demikian), yang benar: Barangsiapa berbuat dosa dan 
ia telah diliputi oleh dosanya, mereka Itulah penghuni neraka, 
mereka kekal di dalamnya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan