Sibuk dan sibuk
Oleh Rahmat*
Sibuk Bekerja atau Berbisnis.
Mungkin Anda pernah melihat (atau termasuk Anda?) orang yang begitu
sibuk bekerja. Pergi pagi-pagi sekali, pulang sampai malam, dan hari
Sabtu dan Minggu masuk lembur. Saat ditanya, alasan yang sering muncul
ialah pekerjaan sangat banyak, ini sudah tugas kantor, dan alasan lain
yang sejenisnya. Tetapi ibadahnya ketetaran apa lagi berdakwah.
Sibuk Berdakwah.
Di lain pihak, ada orang yang begitu getol berdakwah. Hampir setiap
hari keluar rumah untuk berdakwah. Mulai dari ceramah, mengisi
pengajian, mengurus organisasi dakwah, mengurus yayasan, mengisi
khutbah Juma'at, menulis artikel, menulis buku, dan berbagai kegiatan
dakwah lainnya. Namun, kehidupan ekonominya morat marit, untuk ongkos
berdakwah saja masih tergantung kepada orang lain.
Sibuk Beribadah.
Ada juga orang yang siang malam selalu di Masjid. Shalat berjamaah
selalu hadir, membaca al Quran hampir setiap waktu, mengkaji kitab
berjam-jam setiap harinya. Jika tidak maka mulutnya tidak lepas dari
dzikir. Tetapi kehidupan anak istrinya bergantung kepada saudaranya.
Manakah yang Anda pilih?
Saya mengenal seseorang yang ternyata bisa sibuk di ketiga pekerjaan
tadi. Dia seorang profesional sekaligus seorang pebisnis. Dia juga
begitu aktif berdakwah, mengajar ngaji, menjadi khotib, menjadi
penceramah, mengurus yayasan dakwah, adalah pekerjaan sehari-harinya.
Tentu saja ibadah-ibadah hariannya juga tidak ketinggalan. Kehidupan
keluarganya pun tetap harmonis.
Inginkah Anda seperti orang ini?
*Rahmat adalah pengusaha, pembicara, trainer, dan pemilik serta
penulis utama Buletin Mingguan Motivasi Islami.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan